Jumat, 13 Mei 2011
kerajinan perak
Pusat kerajinan perak yang membuat beraneka jenis perhiasan di Kota Kendari ini oleh masyarakat setempat dikenal juga dengan sebutan “Kendari Werek”. Rata-rata aneka jenis perhiasan yang dibuat ialah aneka perhiasan yang biasa dipakai perempuan untuk menghadiri acara-acara adat masyarakat Sulawesi Tenggara.
Kerajinan tersebut sudah berkembang semenjak Indonesia masih di bawah jajahan pemerintah kolonial. Para pengrajin perak generasi pertama yang mengembangkan usahanya di Kota Kendari, yang dipimpin oleh Jie A Woi, berasal dari Provinsi Kwang Tong, Cina. Jie A Woi mengembangkan usaha ini karena terinspirasi oleh seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya. Ia kemudian melakukan cara yang sama dalam menciptakan aneka jenis perhiasan perak.
Dalam perkembangannya, terutama setelah Indonesia merdeka, kerajinan perak yang ada di kota tersebut tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, bahkan berindikasi pada kelesuan usaha. Saat ini, kerajinan perak tersebut lebih banyak berkembang di lingkungan Dewan Kerajinan Kendari saja, yang tetap setia menjaga kelestarian kerajinan perak. Hal itu dilakukan untuk menjaga aset daerah Sulawesi Tenggara tersebut tetap lestari dan tidak hilang ditelan zaman.
Hasil kerajinan perak Kota Kendari ini terkenal dengan keindahan, keanggunan, dan kehalusannya. Salah satu buktinya ialah pada masa sebelum Indonesia merdeka. Ketika itu, pesanan suvenir datang silih berganti ke pusat kerajinan tersebut, baik dari dalam maupun luar negeri. Pesanan terbaik yang pernah dikerjakan oleh pengrajin perak Kota Kendari di bawah komando Jie A Woi tersebut berupa kereta kencana yang dipesan oleh Ratu Inggris dan sebuah talam kue yang dipesan oleh Ratu Belanda. Atas karya Jie A Woi tersebut, Ratu Elizabeth (Inggris) dan Ratu Wilhelmina (Belanda) mengapresiasinya dengan mengirimkan piagam penghargaan pada pertengahan abad XIX.
Kerajinan perak Kota Kendari memiliki aneka motif perhiasan. Mulai dari aneka motif bunga berukuran kecil, seperti bunga anggrek, mawar, dan lain-lain yang dirangkai mengikuti alur dari sarang laba-laba, sampai aneka hasil kerajinan berukuran besar, seperti kapal layar, kereta kencana, pembuka surat, dan beraneka bentuk benda lainnya.
Oleh karena pusat kerajinan perak ini berada di pusat Kota Kendari, maka para wisatawan dapat dengan mudah menemukan lokasinya dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan, atau mobil pribadi. Waktu tempuhnya hanya sekitar 15 menit jika memulai perjalanan dari Bandara Wolter Mongisidi Kendari.
Tawaran harga dari hasil kerajinan perak Kendari pun bervariasi, tergantung tingkat kerumitan dan kombinasi hiasan, seperti cincin kecil Rp 10.500/buah, cincin stelan Rp 175.000/set, bross Rp 50.500/set, tusuk konde Rp 20.000/set dan masih banyak yang lain (Juni 2008).
Bagi para wisatawan yang datang dari luar kota dan ingin menginap, tidak perlu khawatir karena di Kota Kendari banyak tersedia hotel yang nyaman untuk ditempati. Pilihan hotelnya pun beraneka, mulai dari kelas berbintang sampai kelas melati. Begitu juga dengan masalah makanan dan minuman, di sepanjang jalan di Kota Kendari banyak terdapat rumah makan dan restoran yang menyajikan berbagai menu, sehingga para wisatawan bisa memilih tempat untuk bersantap sesuai selera. From wisatamelayu.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar